Lagi.. Satu kata yang sedikit banyak aku hindari,sedikit
banyak,'lagi' adalah kata yang mampu membuatku lelah,jenuh dan apalah
namanya. Bukan 'lagi' tentang bagaimana aku meraih
kesuksesan,kebahagiaan dan hal positif lainnya. Ini tentang kamu. Ya,
kamu :') saat ) berubah menjadi ( dalam konteks : . Dengan kata lain
saat :) berubah menjadi :( .
Actually, this is come 'again'. Kenapa aku bilang 'again'? Menghindari kata 'lagi' nah kan muncul 'lagi'. Aaah, cukup (¬_¬") .
Sekarang serius. Kenapa muncul kata 'again'? Karena itu memang terulang kembali. Entah untuk ke berapa kali. Yang pasti,aku sedikit jenuh. Saat semua kembali seperti semula. Saat semua biasa saja. Saling tak mengenal, bahkan mungkin 'saling' disini tidak mewakilinya,karna ya! Aku masih mengenalimu sebagai teman meraih impianku, teman penghapus laraku, teman berbagiku. Jadi,yang tepat adalah saat kau tak mengenaliku lagi. Is it alright? No, I'm not :p
Jangan lagi berpikir,aku menghubungimu karena aku menyukaimu, walaupun jawabannya 'ya' aku menyukaimu. As a friend of course! Karena aku sudah belajar menyayangimu sebagai teman. So? Ayolah, aku gak bisa menghapus sayangku hanya karena ini. Kamu harus tanggung jawab dengan cara anggap aku temanmu, sadari aku disini,bukan menunggumu meraih tanganku. Tapi menunggumu untuk berjajar menuju tak terbatas *kayak pernah denger* Maksudku, menunggumu untuk berkata, let's reach our dream together. Walaupun aku tau, kita akan meraihnya dengan jalan berbeda,seenggaknya aku tau ada teman seperjuangan. :)
Tapi okelah~
Aku bahkan gak mengerti kamu,setelah sekian lama aku sadari itu. Aku hanya menyayangimu secara tiba-tiba tau kamu selama tiga tahun, tanpa memahami hal sekompleks ini, 'bahkan kau tidak menginginkanku disini'. Bahkan sebagai teman. Aku berusaha buta, aku berusaha tuli agar aku tak menyadarinya. Sayangnya hatiku terlalu peka untuk sekedar tau 'ini tak kan berubah'. Keadaan ini?
Sempat tembok penghalang itu hancur, dan ternyata hanya sekejap. Karena saat aku terlalu mengagumimu, terlalu membuka pintuku, saat itu pula kau membangun kembali benteng itu. Yang kini terkunci. Dan benar kataku,sewaktu waktu tembok itu akan selesai dibangun dan taraaaa tembok sudah dapat dipergunakan kembali.
Maka dari itu, aku takut hari berlalu. Mengisahkan kenangan manis kemudian membuka hari baru dengan benar benar baru tanpa goresan tinta sedikitpun. Karena menurutmu,lembaran baru itu tak terdapat dalam buku yang sama. Buku berbeda dengan judul berbeda. Dan saatnya memuseumkan buku lama. Seenggaknya itu yang sekarang kupahami tentangmu :')
Actually, this is come 'again'. Kenapa aku bilang 'again'? Menghindari kata 'lagi' nah kan muncul 'lagi'. Aaah, cukup (¬_¬") .
Sekarang serius. Kenapa muncul kata 'again'? Karena itu memang terulang kembali. Entah untuk ke berapa kali. Yang pasti,aku sedikit jenuh. Saat semua kembali seperti semula. Saat semua biasa saja. Saling tak mengenal, bahkan mungkin 'saling' disini tidak mewakilinya,karna ya! Aku masih mengenalimu sebagai teman meraih impianku, teman penghapus laraku, teman berbagiku. Jadi,yang tepat adalah saat kau tak mengenaliku lagi. Is it alright? No, I'm not :p
Jangan lagi berpikir,aku menghubungimu karena aku menyukaimu, walaupun jawabannya 'ya' aku menyukaimu. As a friend of course! Karena aku sudah belajar menyayangimu sebagai teman. So? Ayolah, aku gak bisa menghapus sayangku hanya karena ini. Kamu harus tanggung jawab dengan cara anggap aku temanmu, sadari aku disini,bukan menunggumu meraih tanganku. Tapi menunggumu untuk berjajar menuju tak terbatas *kayak pernah denger* Maksudku, menunggumu untuk berkata, let's reach our dream together. Walaupun aku tau, kita akan meraihnya dengan jalan berbeda,seenggaknya aku tau ada teman seperjuangan. :)
Tapi okelah~
Aku bahkan gak mengerti kamu,setelah sekian lama aku sadari itu. Aku hanya menyayangimu secara tiba-tiba tau kamu selama tiga tahun, tanpa memahami hal sekompleks ini, 'bahkan kau tidak menginginkanku disini'. Bahkan sebagai teman. Aku berusaha buta, aku berusaha tuli agar aku tak menyadarinya. Sayangnya hatiku terlalu peka untuk sekedar tau 'ini tak kan berubah'. Keadaan ini?
Sempat tembok penghalang itu hancur, dan ternyata hanya sekejap. Karena saat aku terlalu mengagumimu, terlalu membuka pintuku, saat itu pula kau membangun kembali benteng itu. Yang kini terkunci. Dan benar kataku,sewaktu waktu tembok itu akan selesai dibangun dan taraaaa tembok sudah dapat dipergunakan kembali.
Maka dari itu, aku takut hari berlalu. Mengisahkan kenangan manis kemudian membuka hari baru dengan benar benar baru tanpa goresan tinta sedikitpun. Karena menurutmu,lembaran baru itu tak terdapat dalam buku yang sama. Buku berbeda dengan judul berbeda. Dan saatnya memuseumkan buku lama. Seenggaknya itu yang sekarang kupahami tentangmu :')