RSS

Pages

Rabu, 18 Mei 2011

AKU LEBIH SUKA

 Baru-baru ini kelasku dapet tugas buat cerpen.... Cerpen pengalaman pribadi gitu. Nah aku punya sample hasil karya mereka. Punya sahabatku ... Ceritanya sedih deh... Tapi aku suka, karna ceritanya hampir sama dengan apa yang ku alami baru-baru ini. Seneng, sedih, pengorbanan dan tentang , LOVE.


Kau masih sama, masih dapat kujangkau dengan jarak pandangku disini. Tempat yang sama seperti saat aku mengenalmu pertama kali. Awal aku menjadi siswi putih abu-abu.



Saat itu aku berdiri berdesak-desakan untuk melihat hasil penerimaan siswa baru. Setelah melihat namaku berada di deretan peserta yang diterima, aku pun bernapas lega dan segera menyingkir dari lautan manusia itu.



Sambil menunggu temanku yang lain, aku pun sibuk memencet keypad N73ku untuk memberitahu orangtuaku mengenai hal ini.



“Lolita Marsya, ini punya kamu ya?” tiba-tiba ada suara yang mengagetkanku.

Kudongakan kepala dan melihat novel kesayanganku ada di tangannya. Rasanya aku asing melihat cowok ini namun senyumnya cukup membuat jantungku berdebar kencang.

“Eh,iya. Dapet darimana ni?Jatuh ya?”tanyaku padanya.

“Tadi aku liat novel ini jatuh,tapi kamunya nggak sadar ya?” jawabnya sembari tersenyum.

“He’eh. Kesenengan ketrima disini soalnya.” Jawabku sambil tertawa kecil.

“Ini bukunya.”ucapnya sambil mengulurkan novel itu padaku.

“Makasih ya.” Ucapku seraya mengambil novelku di tanganya.

“Oya namaku Alfa.” Dia memperkenalkan dirinya dengan mengulurkan tangan kanannya.

“Udah tau namaku kan? panggil aja Chacha.”ucapku sambil menyambut uluran tangannya.

Singkat memang pertemuan kita,hanya malu-malu menyerahkan sebuah novel dan menanyakan nama. Tapi itu cukup berarti untukku, setidaknya kita pernah bertegur -sapa.







                         @@@@@@@@@@@@@@ ^_^ @@@@@@@@@@@@@@







Kini aku lebih suka melihatmu dari sini, tempat dimana kamu tak akan pernah menyadari jika ada sepasang mata yang selalu mengamati setiap tingkah lakumu. Ada hati yang bahagia tatkala tersungging senyum di wajahmu.



Entah mengapa aku lebih suka tersenyum saat berpapasan denganmu daripada aku harus menyapamu terlebih dahulu. Tahukah kau mengapa? Sebab aku tak mau kau mendengar nada suaraku yang sumbang karena getar hatiku saat bertemu denganmu. Mungkin hal itu akan membuatmu sadar bahwa aku menyukaimu. Aku tak ingin kau tau itu.



“Eh Cha,kok sendirian?Lagi semedi ya?haha” Tanya alfa padaku.

“Apa’an sih?nggaklah,itu sih kamu suka semedi.”jawabku asal.

“Sejak kapan dia ada disini? Perasaan aku merhatiin dia dari tadi,tapi kok tiba-tiba udah ada disini.”tanyaku dalam hati.

“Bengong kan!”teriak Alfa tepat di kupingku.

“Astagaaaaa Alfa! Sakit tau!”jawabku sewot.

“Haha, Makanya ke bawah aja. Ayo!”ucapnya sembari menarik paksa tanganku.

“Iya iya bentar.”jawabku sambil membereskan barang-barangku yang ada di meja.



Alfa Mahardika. Ya dialah orang yang selama ini memenuhi hati dan jiwaku. Kini Alfa satu kelas denganku, diam-diam aku merasakan bahagia saat mengetahui kami berada di kelas yang sama.



Berjalan berdampingan dengannya hingga lapangan sepakbola membuat hatiku melonjak gembira. Rasanya ingin sekali menghentikan waktu agar aku tetap berada di dekatnya dan terus bersamanya.



"Nah lho,nglamun lagi kan ya?”suaranya mengagetkanku dan mebuyarkan semua impianku.

“Haha. Nggak kok.”jawabku mengelak.

“Aku saranin ya Cha, kalau nggak pinter ngeles mending belajar ngeles dulu deh.”ucapnya sembari menyeringai.

“Apa’an sih RAJA NGELES? NGGAK USAH SOTOY deh ya.”jawabku sedikit sewot.

“Santai deh ya. Heran aku sama Bobi bisa-bisanya suka sama cewek galak plus jutek kaya gini.”ujarnya seraya menatapku dari ujung kaki hingga ujung kepala.



Aku hanya terdiam. Bobi adalah teman sekelasku yang pernah menyatakan cinta padaku. Walaupun sebenarnya Bobi jauh lebih baik disbanding cowok tengil disebelahku ini, entah mengapa aku tak memiliki rasa istimewa sedikitpun padanya. Mungkin karena Bobi sudah memiliki label Plaboy sehingga aku cenderung tidak respect padanya.







                           @@@@@@@@@@@@@@ ^_^ @@@@@@@@@@@@@@







Saat aku asyik melihat pertandingan sepakbola antara kelasku dengan kelas sebelah, tiba-tiba Nuna datang menghampiriku dengan Stella. Astaga,aku lupa jika berjanji untuk menunggu mereka di kelas.

“Oi, dicari’in di kelas nggak ada?Ini pesanan siomaynya.”gerutunya sambil menyerahkan bungkusan siomay ikan produk kantin sekolahku yang terkenal enak itu.

“Maaf deh ya, habis bosen di kelas.” Jawabku berbohong, aku tak ingin Nuna dan Stella berpikiran macam-macam tentang aku dan Alfa.



Sampai sekarang aku tak pernah menceritakan tentang perasaanku terhadap Alfa pada siapapun, termasuk pada Stella dan Nuna. Walaupun mereka sahabatku, aku masih belum mampu mengatakannya.



Aku lebih suka menceritakan semua tentangmu dalam puisi dan note Facebook karena hanya dengan itu aku bisa berbagi dan bercerita pada teman-temanku tanpa harus merasa berdebar dan bergetar. Karena hanya dengan menyebut namamu saja, pipku terasa memanas dan lidahku terasa ngilu. Cukup sulit untuk menghadapinya.

“Gooooooooooollllllllllllllllllllllllllllllllllll!”teriak anak-anak disekitarku.

“Kelas kita menang lagi Cha.”kata Stella gembira.

“Iya nih. Alhamdulillah.”kata Nuna tak kalah ceria.

“Kasih selamat yuk!”ajakku pada teman-teman.



Terlihat Alfa dan teman-temannya tersenyum gembira sambil mengangkat piala kejuaran itu. Sesekali Alfa diangkat oleh teman-temannya dan dilemparkan ke udara. Ternyata Alfa adalah Top Scorer pertandingan musim ini.</span>



Aku lebih suka melihat aura ceria terpancar dari wajahmu saat kamu berhasil memenangkan pertandingan sepakbola dengan timmu daripada aku harus dihadapkan pada dirimu yang menyendiri dan tak ada sedikitpun senyuman dalam wajahmu. Itu cukup membuat hatiku khawatir.</span>







                                   @@@@@@@@@@@@@@ ^_^ @@@@@@@@@@@@@@







Pagi ini aku datanng ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Pukul 06.15 aku sudah sampai kelas, kalau bukan karena Nuna dan Lola yang meminta aku mengajari mereka materi Trigonometri, tak akan aku berangkat sepagi ini.



Aku merogoh kantong kemejaku, Handphone E63ku bergetar, pasti sms dari Nuna atau Lola.</span>

Sender :

BB_nonuna

Dh dtg cha?Q otw. Wait me. :P

Baru saja ingin ku balas sms Nuna, Handphoneku kembali bergetar.



Sender :

BF_Stellalla

Q brgkt skrg Cha. 5 mnit nyampe. :D



Maklumlah rumah Stella paling dekat dengan sekolah diantara kami bertiga. Aku membayangkan paniknya mereka menghadapi ulangan matematika kali ini. Setahuku, Stella tak pernah memperhatikan bahkan mendengarkan saja tidak, dia lebih senang membaca majalah GADIS favoritnya sedangkan Nuna lebih suka online dengan BB Torchnya.



Baru berjalan beberapa langkah, ada yang memanggil namaku.

“Chaaaa!!!!”

Aku menoleh dan mendapati Bobi tengah berlari menghampiriku.

“Ya? Kenapa Bob?”tanyaku santai.

“Sekarang ulangan matematika kan Cha?”Tanya dia padaku.

“Iya. Trigonometri.”jawabku pendek.





                          @@@@@@@@@@@@@@ ^_^ @@@@@@@@@@@@@@

Saat sedang khusyuk menerangkan sin , cos , tan . Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari belakang. Setelah dilihat ternyata Alfa cs.

“Buku gue mana?gue belum belajar!”ujarnya sambil merebut buku catatannya dari tangan Rio.

“Nggak usah belajar deh loe! Sama aja nggak ngaruh tetep aja remidi kan loe?”ejek Niko.

“Bener!! Santai loe Fa, kita bakal temenin loe kok.”ucap Deon sambil tertawa merangkul Alfa.

“Palalu! Gue mau masuk IPA bro!”gertaknya pada teman-temannya.

“Heh,bisa diem nggak sih kalian?Kita lagi belajar nih.”teriakku kesal pada mereka.

“Iya sorry Cha.”ucap Bobi.

“Terserah donk! Mulut-mulut gue! Lagian siapa juga loe ngatur ngatur gue!” jawab Alfa galak.



Aku cuma terdiam kaget, sepanjang aku mengenalnya tak pernah dia memanggil dan berkata sekasar itu padaku. Alfa, Alfa kau membuat aku bingung. Kadang, aku tak mengerti jalan pikiranmu, semula kau mendekat, dekat sedekat napasku, tapi terkadang kau jauh, jauh tak terjangkau oleh hati,mata, dan jiwaku. Kita bukan sedang bermain bukan? Jadi, aku mohon pada dirimu janganlah bersikap seperti ini.



Aku lebih suka saat kamu melontarkan kata-kata yang membuatku marah daripada aku harus melihatmu terdiam membisu.







                                @@@@@@@@@@@@@@ ^_^ @@@@@@@@@@@@@@







“Cha, kantin yuk? Laperr beratttt nie habis ulangan matematika.”ajak Nuna sambil menarik lenganku.

“Iya Cha,aku haus banget ni.”rengek Stella.

“Nggak ah. Lagi nggak laper. Males jalan juga.”tolakku.

“Yaudah deh. Kita ke kantin dulu ya.”pamit Stella sambil melambaikan tangan. Lebai dia, orang Cuma ke kantin juga.

“Iya thu ati- ati disamber Bobi.”ucap Nuna sambil mencubit pipiku.

“Apa’an sih?udah deh ya kantinnya udah nunggu thu!”jawabku sewot sambil memegang pipiku yang merah karena cubitannya.<



Aku berusaha melupakan kejadian tadi karena itu cukup membuatku tak berkonsentrasi mengerjakan ulangan matematika yang diberikan guruku. Terdengar jelas suara Alfa cs, rupanya mereka sedang berada di depan pintu kelas. Entah apa yang mereka obrolkan,terdengar sesekali gelak tawa mereka, termasuk Alfa





Aku lebih suka melihatmu bergurau dengan teman-temanmu sebab dengan inilah aku dapat menjumpai dirimu seutuhnya tanpa berusaha menjadi pribadi yang lain dan aku tak ingin kau bermetamorfosis menjadi pribadi yang tak mpernah ku kenal.



Aku suka melihat kamu tersenyum dan tertawa tapi alangkah lebih bahagianya jika aku bisa menjadi bagian dari pembentuk senyum dan tawamu. Sampai kini aku masih berharap mendapat tempat dan menjadi sebuah bagian yang dapat membuatmu bahagia.



                                  @@@@@@@@@@@@@@ ^_^ @@@@@@@@@@@@@@







Malam ini setelah belajar sebentar dan menyiapkan peralatan untuk besuk pagi. Aku mengambil HP E63ku dan novelku, lalu beranjak ke ruang keluarga. Disana sudah ada orangtuaku yang sedang melihat acara TV. Maklumlah kami hanya bertiga di rumah. Aku hanya 2 bersaudara, sedangkan kakakku telah berkeluarga.



“Nggak belajar Cha?”tanya Ayah.

“Udah selesai.”jawabku singkat,

“tumben?Nggak banyak PR ya?”Tanya Ibu.

“He’eh. Gurunya bosen kalinya.”gurauku asal.



Sedang asyik menyelami cerita dalam novel,terdengar ringtone HPku tanda ada SMS masuk.



Sender :

BF_Nonanuna

Cha,sbk ga?mo crhat ni.





Ternyata sms dari Nuna, biasanya dia curhat tidak jauh dari soal cowok gebetannya atau semacamnya



To:

BF_Nonanuna

Ga. Gi bca novel ja. Curhat?soal pa ni?cwo psti’a?



Selang dua menit kemudian.



Sender :

BF_Nonanuna

Cha,Q jatuh cinta.



Hal yang lumayan mengejutkan, karena katanya dia belum pernah jatuh cinta sejak seumur hidupnya. Berarti ini adalah pertama kalinya dia jatuh cinta. Semoga dia mencintai orang yang tepat. Karena Nuna adalah tipikal cewek yang sangatlah rapuh, sedikit saja dia tersakiti, itu akan sangat mebekas di hatinya.



To:

BF_Nonanuna

Wuihhh,,I give u aplouse. :P cwo mana ni?frist love kan ya?



Tak lama kemudian,terdengar ringtone Hpku.



Sender :

BF_Nonanuna

Iy. First love Q. Ank kls ko’. G kliatan dkt c klo d klas,tp da lma dkt.



Nggak jauh juga First Love Nuna ternyata.



To:

BF_Nonanuna

Cp ni?penasaran bgt..



Tak sampai 1 menit. Dia telah membalas smsku. Gila ni anak ngetik cepet banget ya.



Sender :

BF_Nonanuna

ALFA. ;D



Balasan yang sangat singkat itu cukup membuatku terkejut. Kenapa harus Alfa?Kenapa pula harus dengan Nuna? Kedua orang yang sangat aku cintai. Pipiku mulai memanas. Mataku mulai meproduksi airmata lebih banyak. Sebelum airmata ini jatuh, aku kembali ke kamarku.



Sesampainya di kamar, entah mengapa benteng pertahananku runtuh. Ya runtuh porak poranda. Hanya tinggal puing-puing. Aku menangis, menangis tak bersuara.



SEkuat inikah perasaanku terhadap Alfa? Sesakit inikah rasanya mendengar berita yang membahagiakan kedua orang yang berarti dalam hidupku? SEjahat inikah aku?



Tak ku hiraukan sms dari Nuna. Belum siap aku menghadapinya. Sekian lama aku memendam rasa ini, secepat inikah aku harus meluapakannya.



Asal hatimu tau, hatiku sangat sadar diri untuk tidak memperlihatkan semuanya di depan hatimu, untuk tidak menunjukkan betapa interstingnya hatimu di hatiku, namun hatiku sekarang justru mendapati bahwa hatimu mendekat dengan hati yang juga sangat berarti di hatiku. Ini bukan maksud hatiku untuk melihat kenyataan sepahit ini.







                                 @@@@@@@@ ^_^ @@@@@@@@







“Cha,smsku nggak dibales kan?”Tanya Nuna ketika aku baru saja datang.

“Maaf,ketiduran.”jawabku singkat.

“Sakit ya Cha?”Tanya Stella sembari menyentuh keningku.

“Nggak kok.”jawabku.

“Tapi panas Cha.”ucapnya dengan nada khawatir.

“Udah deh ya. Nggak usah protes, aku sama Stella cari obat dulu.”tiba-tiba saja Chua angkat bicara.

“Terserah kalian aja.”desahku perlahan.



Setelah mereka berdua pergi,tinggalah aku dan Nuna.



“Cha,aku sama dia cocok kan ya?”Tanya dia dengan binar keceriaan.

“Banget.”jawabku singkat.

“Kamu tahu nggak sih Nun?Aku sakit mendengar semua ini. Sakit sekali. Tapi aku tau, aku harus bisa lalui semua ini, harus bisa merelakannya untukmu. Lagipula aku tau kamu tak akan menyakitinya, dan aku tau dia mendapatkan gadis yang jauh lebih baik dibanding aku.”jeritku dalam hati.</span>

“Kamu parah deh kayanya sakitnya, lemes banget sih Cha?”ucapnya khawatir.</span>



Ya Tuhan,kenapa aku harus menangisi berita yang membuat sahabatku gembira? Sahabat yang sangat baik hati.






                       @@@@@@@@ ^_^ @@@@@@@@







“Cha,akhir-akhir ini makanmu sedikit ya?”tanya Ibu.



Sudah kudengar kata-kata itu diucapkan oleh Nuna,Stella,bahkan hingga Ayah.



Terdengar suara ringtone HPku.



BF_Nonanuna calling



Sudah selama dua minggu ini Nuna selalu memberiku kabar mengenai perkembangan hubungannya dengan Alfa yang semakin hari semakin dekat.



“Iya Nun, kenapa?”

“Aku mau ngedate sama Alfa.”

“Biasanya juga gitu.”

“Kali ini beda,aku mau dikenalin ke orangtuanya.”

“Bagus donk.”

“Iya. Yaudah ya. Aku mau siap-siap.”

Klik



Selalu saja begitu. Tiap kali dia menelpon,hanya akan memberitakan kabar saja,tak pernah meminta pendapat ataupun tanggapanku. Dan setelah itu, telepon ditutup secara sepihak. SElalu begitu. Tiga kali sehari dan tujuh kali seminggu. Sudah dalam dua minggu terkahir ini. Mungkin dia terlalu bahagia, pikirku.



Wahai hatimu yang dicintai hatiku, hatiku bilang di menyerah mengetuk pintu hatimu, dia akan jauh pergi melayang dari dekatmu dan mencoba terbang walau tertatih, meneruskan perjuangannya,doakan kepergiannya. Bila jarak sudah terbentang lebar diantara hatimu dan hatiku, maka ingatlah bahwa dulu sampai sekarang, dia adalah hati yang selalu menanti,menunggu,dan memandangmu dari jauh. Tersenyumlah kepadanya,agar dia bisa melanjutkan perjalanannya dengan gembira dan tenang.







                                    @@@@@@@@ ^_^ @@@@@@@@







Saat sedang mandi,tiba-tiba Ibu mengetuk pintu kamar mandi.



“Cha,Nuna daritadi telpon,keliatannya penting. Dia nangis, Cha.”teriak Ibu di dekat pintu.

“Masak sih Bu?NAngis?Beneran Ibu nggak salah dengar?”tanyaku heran.

“Iya. Ibu dengar jelas sekali. Mbok udah tho Nduk,diangkat dulu kasian temenmu ini.”bujuk Ibu.



Sambil tergesa-gesa aku segera mempercepat mandiku.

“SEmoga nggak terjadi apa-apa sama Nuna.”kataku dalam hati.



Walaupun kuakui jika aku masih sakit hati dengan berita mengenai kedekatan mereka. Aku tak setega itu, aku tak sampai hati mendengar sahabatku menangis, aku tak mau melihatnya bersedih. Aku tak mau jika sahabatku sampai terluka. Ini adalah cinta pertama baginya. Dia masih terlalu rapuh untuk mengalami kepahitan seperti aku. Semoga dia tetap bahagia, Tuhan.



Keluar dari kamar mandi,aku langsung mengambil HP E63ku dari genggaman ibu.



BF_Nonanuna calling



“Kenapa Nun?”tanyaku cemas.

“Aku….aku…”ucapnya terbata-bata.

“Udah Nun,nangis dulu aja. Kalau udah siap baru cerita ya?”kataku penuh kekhawatiran.

“Aku..aku jadiaaannnn samaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Alfa!!!!!”teriaknya bahagya



Deg,sepertinya darahku berhenti mengalir,tubuhku lemas. Napasku terasa berat. Perlahan tapi pasti airmatku menetes membasahi pipi. Rasanya Ngilu hatiku menerima berita ini.



“Tuhan,apa aku cukup kuat menghadapi semuanya ini?Apa aku sanggup melihat kebersamaan mereka? Sampai kapan aku harus menanggungnya sendiri?”jeritku pada langit sepi.



Malam ini kuputuskan. Aku relakan dia sahabat,untukmu..Walau perih menerima kenyataan bahwa aku tak bisa lagi menanti dan mengharapkannya,tapi tak apalah,aku titipkan dia padamu sahabat.. Tenangkan dia saat dia gelisah dan resah dalam melangkah. Hapus airmatanya saat dia lemah dan terpuruk. Bantu dia saat dia jatuh tersungkur. Titip mimpiku untuk bersamanya



Untukmu yang pernah kucinta,jagalah sahabatku. Jagalah dia saat aku tak dapat lagi meraih hatinya. Dikala aku tak dapat berada disampingnya. Dikala dunia tak berpihak padanya. Kuatkanlah sahabatku. Cintailah sahabatku.





                                        @@@@@@@@@@@@@@ ^_^ @@@@@@@@@@@@@@

Nuna&Alfa
  

“Mereka cocok sekali ya Cha.”kata Stella.
“Iya.”jawabku.



Memandang mereka dari kejauhan, membuatku lebih kuat, mungkin memang jalannya berbeda. Namun aku tahu. Tuhan prencana dibalik semua ini.



Aku lebih suka melihatnya bersama orang lain yang dicintainya daripada aku harus bersamanya namun hatinya tak pernah dapat kumiliki, sebab hanya dengan itulah aku melihatnya tersenyum bahagia dan tertawa ceria. Hanya dengan itulah caraku mencintainya karena aku tak mampu disampingnya, karena aku tak pantas mendampinginya. Biarkanlah sahabatku yang menjaga cintanya.



“Titip dia untukku, Nuna.”ucapku lirih, mungkin hanya aku yang dapat mendengarnya.

it's me

ditulis oleh : Chintya Rizki H
follow her facebook.... Chintya Rizki Hapsari

0 komentar:

Posting Komentar